Senin, 07 Maret 2011

Nilai Sebuah Kejujuran

Kejujuran merupakan salah satu nilai yang semestinya mutlak dimiliki oleh setiap insan. Mulai dari pedagang sayur sampai direktur, dari pengamen sampai presiden. Baik dalam kegiatan bermuamalah (jual-beli), bisnis maupun dalam aktifitas keseharian kita di rumah, di kantor atau dimanapun kita berada.

Dalam buku The Corporate Mystic, Gay Hendricks dan Kate Ludeman memasukkan Kejujuran sebagai poin pertama dari 12 ciri pemimpin abad 21. Setiap pemimpin korporasi yang diwawancarai mengatakan hal yang sama: Rahasia sukses dalam bisnis adalah berkata jujur.


Mega-entrepreneur Indonesia, AA Gym sering menyinggung dalam setiap ceramahnya tentang menjadi orang terpercaya sebagai modal utama dalam bisnis. Ippho Santosa, marketer muda Batam yang sedang naik daun memasukkan Be Credible sebagai poin pertama dalam Eternity Marketing-nya. Hermawan Kertajaya memasukkan Guard Your Name, Be Clear and Who Your Are dalam "The 10 Credos of Compassionate Marketing"-nya.

Dan semuanya mencontoh pada kesuksesan Nabi Muhammad dalam berdakwah dan berbisnis dengan modal
kejujurannya. Al Amin. Itulah julukan yang diberikan kawan maupun pesaingnya. Jauh lebih bermakna daripada Mr. Clean atau Mister Trusty.

Nilai Insan Gemilang yang menjadi salah satu value dalam melakukan bisnis yang dimiliki Indosat memasukkan Kejujuran dalam poin pertama Integritas. Bank BRI juga memasukkan Integritas sebagai nilai-nilai penting dalam perusahaan. Dan saya yakin hampir semua korporasi mengungkap hal ini.

Seorang marketer yang jujur akan mendapatkan keuntungan ganda, meraih pelanggan, produknya terjual dan meraih kepercayaan orang lain. Jika ada pepatah "Juallah diri sebelum menjual produk", -dalam arti bukan menjual diri dengan "menjajakan" diri dipinggir jalan- itu memang benar adanya. Sebaliknya seorang marketer tanpa memiliki kejujuran akan ditinggalkan oleh pelanggannya. Lebih dari itu kredibilitas pribadinya akan hancur.

Dalam agama, seorang marketer yang jujur dan terpercaya akan mendapatkan limpahan karunia dan berkah dari-Nya. Bahkan pedagang yang jujur mendapatkan kemulian yang setara dengan para syuhada. Jadi, mari kita tanamkan dan biasakan bersikap jujur dalam keseharian kita, dimanapun, kapanpun dan siapapun kita.

Sumber inspirasi dari artikel "Nilai Sebuah Kejujuran" yang ditulis oleh Bapak Jumadi Subur dalam situsnya www.jumadisubur.com dan saya edit seperlunya disesuaikan dengan bahasa saya. Terimakasih saya untuk Bapak Jumadi Subur.

Baca Juga :

Tidak ada komentar: